Jumat, 08 Februari 2013

Indonesia Masuk Urutan 10 Besar Penyebar Spam

Berdasarkan laporan Kaspersky Lab, Indonesia masuk ke dalam urutan 10 besar dalam hal penyebaran email sampah (spam) pada 2012 lalu. Walaupun demikian Indonesia jauh dari urutan tiga besar yang ditempati secara berturut-turut oleh China, Amerika Serikat dan India.

"Pada 2012 ada beberapa perubahan besar dalam hal negara penyebar spam. China, yang pada 2011 bahkan tidak masuk dalam 20 teratas negara penyebar spam, menduduki tempat pertama dengan menyumbang 19,5% dari seluruh email spam 2012," ujar Kaspersky Lab dalam siaran persnya yang diterima Metrotvnews.com baru-baru ini.

Indonesia sendiri berkontribusi sebanyak 3,1% dari jumlah keseluruhan spam yang dikirimkan dan menempatkannya di posisi ketujuh di atas Rusia, Inggris, dan Taiwan. Di posisi empat hingga enam, masing-masing ditempati oleh Vietnam, Brazil, dan Korea Selatan.

Di sisi kawasan, Asia tetap menjadi daerah pengirim spam terbanyak. Tahun lalu, jumlah email sampah dari Asia naik 11,2 poin menjadi 50% dari total email sampah dunia.

Sementara meningkatnya kontribusi spam dari Amerika Serikat menempatkan Amerika Utara di posisi kedua dalam daftar 10 teratas dengan 15,8%, naik 2% dari 2011. Di saat yang sama, jumlah spam yang berasal dari Amerika Latin turun 8 poin menjadi 11,8%. Eropa juga mengalami penurunan peringkat.

Pada 2012, jumlah spam yang berasal dari Eropa Barat dan Timur adalah 15,1%, hampir setengah dari jumlah spam pada 2011.

Walaupun ada tren peningkatan, penurunan juga terjadi di beberapa negara dan juga kawasan. Menurut Head of Content Analysis & Research Kaspersky Lab, Darya Gudkova, persentase spam pada 2012 cenderung menurun dan pada tiga bulan terakhir tahun lalu jumlahnya tetap di bawah 70%.

"Penurunan ini adalah hasil perpindahan gradual para pengiklan dari spam ke alat promosi lain yang lebih nyaman dan legal untuk mengiklankan barang dan jasa. Namun, hal ini tidak berarti spam akan hilang dalam waktu dekat. Kami sendiri memperkirakan pada 2013 hanya akan ada sedikit penurunan jumlah spam," pungkas Gudkova.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar