Minggu, 06 Januari 2013

Ini Rahasia yang Disembunyikan Tujuh Universitas di Jepang, Apakah Itu???


Sebuah dokumen rahasia terbongkar kantor berita Kyodo. Ternyata tujuh Universitas di Jepang mendapat uang sumbangan dari industri nuklir Jepang sebesar 1,7 miliar yen. Selama ini data tersebut disembunyikan dan tak bisa ke luar ke masyarakat. Demikian laporan koresponden Tribunnews.com dari Tokyo, Sabtu (5/1/2013).

Sumbangan itu pun khusus kepada penelitian khusus mengenai nuklir, khususnya untuk mencari tahu serta membuat aturan keselamatan nuklir. Dengan sumbangan dana dari industri nuklir untuk membuat aturan keselamatan nuklir, diperkirakan banyak orang, hasil penelitian kalangan pendidikan tinggi akan mempengaruhi peraturan nuklir di Jepang, "Bagaimana tidak berpengaruh, peraturan dibuat oleh lembaga pendidikan yang mendapat dana dari industri nuklir, tentu untuk membantu mereka juga kalangan penyandang dana sebagai rasa terima kasih, bukan," ungkap sumber Tribunnews.com dari kalangan pendidikan nuklir di Jepang yang tak mau disebutkan namanya.

Nilai 1,7 miliar yen itu terbagi untuk University of Tokyo  menerima 560 juta yen, lalu  Tohoku University  menerima 417 juta yen,  Nagoya University  251 juta yen dan  Kyoto University  212 juta yen. Berikutnya,  Tokyo Institute of Technology menerima 104 juta yen, Kyushu University  83 juta yen,  Osaka University  79 juta yen dan Hokkaido University sebesar 38 juta yen.

Dana juga dipakai untuk pembelian peralatan di lembaga pendidikan tersebut khususnya jurusan nuklir, untuk pengembangan penelitian mereka. Juga untuk dana transportasi penerbangan untuk seminar dan sebagainya.

Para penyandang dana adalah Tokyo Electric Power Co. , Japan Atomic Power Co., , Mitsubishi Heavy Industries Ltd.dan Hitachi-GE Nuclear Energy Ltd., serta industri lain dan organisasi nuklir besar lain.

Tepco sendiri sejak ledakan nuklir 11 Maret 2011 telah menyetop sumbangannya kepada lembaga pendidikan Jepang.

Beberapa kalangan pendidikan nuklir di Kyoto University, sumber Tribunnews.com mengungkapkan, kesulitan mereka bersosialisasi dengan Tepco, "Kami sangat kritis kepada keselamatan masyarakat sebagai dampak nuklir, apalagi setelah ledakan nuklir di Fukushima tersebut," papar sumber itu lagi.

Sementara itu, setelah ledakan nuklir terjadi 11 Maret 2011, pembersihan dan beberapa pekerja proyek di sana merupakan anggota Yakuza dan hal ini diakui kepada pers dari pimpinan Yakuza sendiri beberapa waktu lalu.


>>> sumber <<<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar