Senin, 04 Maret 2013

PM Yingluck Janji Tutup Perdagangan Gading di Thailand

tendangNews-Thailand akan mengakhiri perdagangan gading di dalam negerinya, kata Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, Ahad (3/3), saat menjanjikan peraturan yang dapat membantu negeri tersebut menghindari sanksi dagang internasional setelah kecaman oleh kelompok pecinta lingkungan hidup.

Pengumuman mengenai peraturan untuk mengakhiri perdagangan gading itu disampaikan pada upacara pembukaan Konvensi Perdagangan Internasional dalam Spesies Terancam dan Flora dan Fauna Liar (CITES) di Ibu Kota Thailand, Bangkok.

"Ini akan membantu melindungi semua bentuk gajah termasuk gajah peliharaan dan liar dan yang berasal dari Afrika," kata Yingluck.

Konferensi CITES tersebut berlangsung sampai 14 Maret. Kelompok lingkungan hidup seperti World Wide Fund for Nature (WWF) dan TRAFFIC, yang memantau perdagangan margasatwa, telah menyeru CITES agar menjatuhkan sanksi atas Thailand, Nigeria, dan Republik Demokratik Kongo (DRC) karena peran mereka dalam perdagangan gading secara gelap.

Thailand dituduh oleh kelompok pecinta lingkungan hidup memicu pembantaian gajah Afrika, yang sudah merajalela, dan perdagangan gadingnya melalui lemahnya penerapan dan peraturan mengenai pasar gelap di dalam negerinya.

Thailand sebelumnya tak pernah secara terbuka menyampaikan komitmen untuk mencegahnya. Pasar yang sebagian besar tak terkena peraturan "adalah kondisi ideal bagi penggelapan penjualan gading Afrika secara gelap ke dalam sistemnya sebelum dijual lagi", kata kelompok pecinta lingkungan hidup.

Banyak kelompok menyatakan tidak jelas bagaimana Thailand akan mengakhiri perdagangan gading di dalam negerinya, dan juga berapa lama itu akan berlangsung.

"Perdana Menteri (Yingluck) Shinawatra sekarang perlu menyediakan kerangka waktu bagi larangan ini dan menjamin bahwa itu berjalan sebagai masalah yang mendesak, sebab pembantaian gajah terus berlangsung, lata Carlos Drews, pemimpin delegasi WWF untuk CITES.

Thailand adalah pasar gelap terbesar bagi gading di dunia setelah China dan kebanyakan gading itu dibawa oleh wisatawan asing, kata WWF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar