Militan bentrok Rabu (16/1) dengan pasukan Mali dan Prancis di dekat Konna, sebuah kota wilayah tengah yang perebutannya oleh
gerilyawan pekan lalu mendorong intervensi militer Prancis, kata beberapa sumber keamanan.
"Pertempuran berlangsung tidak jauh dari Konna antara militan garis
keras dan pasukan kami, dengan bantuan dari tentara Prancis," kata satu
sumber militer Mali. Satu sumber keamanan regional mengkonfirmasi
keterangan itu namun tidak ada penjelasan terinci mengenai bantuan
militer Prancis, yang meluncurkan ofensif darat pada Rabu setelah
serangan serangan udara enam hari.
Kelompok-kelompok militan yang sejak April menguasai Mali utara bergerak
pekan lalu ke arah selatan ke wilayah yang dikuasai pemerintah dan
merebut Konna, sekitar 700 kilometer melalui jalan darat dari Bamako,
ibu kota Mali, yang membuat Prancis segera melakukan intervensi.
Meski militer Mali sebelumnya melaporkan mereka telah merebut kembali
Konna, Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan Selasa
bahwa zona itu masih dikuasai militan garis keras. Daerah itu tidak bisa
dijangkau oleh pengamat independen.
Prancis, yang bekerja sama dengan militer Mali, Jumat meluncurkan
operasi ketika militan mengancam maju ke ibu kota Mali, Bamako, setelah
keraguan berbulan-bulan mengenai pasukan intervensi Afrika untuk
membantu mengusir kelompok garis keras dari wilayah utara.
Mali, yang pernah menjadi salah satu negara demokrasi yang stabil di
Afrika, mengalami ketidakpastian setelah kudeta militer pada Maret
menggulingkan pemerintah Presiden Amadou Toumani Toure. Masyarakat
internasional khawatir negara itu akan menjadi sarang baru teroris dan
mereka mendukung upaya Afrika untuk campur tangan secara militer.
negara barat ngubek2 negara orang aja,,
BalasHapusmuak ane ..
kunjungan balik ya gan tricajus