Arya Satya, bayi mungil berusia 15 hari, dievakuasi dari banjir yang
melanda rumah orangtuanya di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Ibunya, Dinda
Ulfadila (25), tidak bisa menahan tangis saat digendong turun dari
perahu karet oleh seorang anggota Satpol PP. Matanya terus memandangi
sesosok bayi berselimut biru yang digendong ayah Dinda. Ratusan pasang
mata menyiratkan haru saat Dinda dan bayinya diselamatkan dari banjir.
Arya,
Dinda beserta sang kakek, Sulaeman (49), baru saja dievakuasi dari
rumahnya di RT 13 RW 02, Kampung Pulo, Kampung, Melayu, Jatinegara,
Jakarta Timur, persis di tepi Sungai Ciliwung yang tengah dilanda banjir
kiriman.
Sang kakek, Sulaeman, menuturkan, ia dan 10 anggota
keluarganya terjebak derasnya arus sungai sejak Selasa sore. Mereka
bertahan di lantai dua rumah lantaran tidak mengira bahwa banjir akan
sederas dan setinggi ini. Selain itu, akses perahu karet pun minim.
"Kami, kan, nggak ngerti. Sudah gitu susah
karena sejak semalam, kan, hujan. Kondisi rumah gelap lagi, kami mau
evakuasi takut," ujarnya sambil terus menggendong cucu pertamanya itu.
Keputusan
untuk evakuasi dipilih Sulaeman karena memprediksi ketinggian muka air
Sungai Ciliwung masih akan bertambah hingga 24 jam ke depan. Ia pun
memikirkan kondisi kesehatan sang cucu dan ibundanya yang masih
menjalani perawatan pasca-kelahirannya.
"Untungnya dia nggak demam, biasa saja malah ketawa-ketawa. Dari semalam dia minum ASI saja," lanjut Sulaeman.
Meski
demikian, kekhawatiran masih melanda hati Sulaeman dan Dinda. Pasalnya,
sembilan anggota keluarganya masih terjebak di dalam rumah. Ia pun
meminta petugas menjemput mereka segera dan mengungsi ke rumah orangtua
di Cibubur.
Hingga pukul 10.50 WIB, ketinggian muka air di Kampung
Pulo mencapai empat meter. Adapun ketinggian limpasan air dari Sungai
Ciliwung di Jalan Jatinegara Barat masih setinggi betis orang dewasa.
Akibatnya, arus lalu lintas dari Jalan Otista menuju Jalan Matraman
dialihkan melalui Jalan Balimester dan Jatinegara Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar