Tepat di Hari Kasih Sayang, tampaknya dunia tengah diselimuti rasa cinta. Namun, apa yang terjadi setelah perayaan tersebut? Nyatanya tidak sedikit pasangan yang malah memutuskan untuk berpisah setelah 14 Februari.
Salah satu studi baru-baru ini menyebutkan bahwa pengajuan perceraian di Amerika malah meningkat sebanyak 40 persen, tepat setelah Hari Kasih Sayang.
"Orang-orang berpikir bahwa Valentine adalah saat mereka bisa memperbaiki suatu hubungan. Dengan adanya Valentine, mereka berharap hubungan dalam pernikahan akan kembali baik. Kemudian, ketika ternyata mereka tak bisa mewujudkannya, mereka pun putus asa dan memutuskan bercerai," jelas pengacara perceraian asal Chicago Marie Fahnert.
"Mereka biasanya mulai konsultasi pada Januari. Kemudian, mereka mengatakan, 'Mari kita lihat apa yang akan terjadi saat Hari Valentine'," ujar Steve Mandell, pengacara perceraian asal New York.
Dengan kata lain, pasangan seakan ingin memberikan satu kesempatan terakhir dengan melihat apakah Valentine mampu menghidupkan kembali asmara ke dalam pernikahan di hari yang paling romantis.
Avvo, situs rujukan hukum gratis, mengumumkan pada 2011 bahwa jumlah pertanyaan dan permintaan perceraian yang diterima tepat setelah Hari Valentine meningkat setiap tahun. Banyak juga pengacara yang melaporkan kenaikan dalam pengajuan perceraian.
"Selama dua tahun terakhir, kami telah melihat peningkatan rata-rata 40 persen dalam jumlah permintaan pengacara perceraian di sekitar Hari Valentine jika dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya," kata Mark Britton, pendiri dan CEO Avvo.
"Selain itu, jumlah pertanyaan tentang perceraian melonjak 36 persen pada waktu yang sama."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar