Peneliti dan ilmuwan komputer dari Universitas Johns Hopkins menemukan
cara untuk mendeteksi kasus influenza di Amerika Serikat dengan
memanfaatkan Twitter.
Twitter banyak berisikan "tweet" atau
kicauan pengunanya tentang flu yang telah menjangkiti dan menjadi
epidemi di AS. Situs jejaring sosial tersebut tidak bisa dipisahkan dari
penyakit flu dalam dunia nyata.
"Kami ingin memisahkan sensasi
flu dari pesan masuk orang yang terserang flu," kata Mark Dredze,
profesor asisten riset di departemen sains komputer Johns Hopkins.
Tim Dredze mengamati tren kesehatan publik yang dikaitkan dengan Twitter.
Dalam pengamatan, Dredze dan timnya mengembangkan metode pengamatan
berbasis teknologi pemproses bahasa manusia yang hanya mengirimkan
informasi terpadu mengenai kasus flu dan menyaring obrolan dalam kicauan
Twitter di AS.
Peneliti dari Universitas Baltimore menguji
sistem dengan membandingkan hasil penelitian Dredze dengan data di Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
"Pada akhir Desember,
media mengangkat tentang epidemi flu yang dikaitkan dengan sistem
Twitter kami meski memiliki kekurangan keakuratan data. Akan tetapi kami
melakukan perbaikan dengan membuat algoritma baru yang lebih baik,"
kata Dredze.
Para peneliti yang didanai oleh Institut Nasional
Model Kesehatan Studi Agen Penyakit menular itu juga memetakan dampak
flu di masing-masing negara bagian AS.
Dredze berharap sistem tersebut dapat mendeteksi penyakit lainnya, demikian Reuters melaporkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar