Desakan disampaikan massa dengan berunjuk rasa mendatangi Balai Kota Surabaya, Selasa (23/4). "UN terbukti hanya membuat para murid stres, ini harus segera dihentikan," kata koordinator aksi Hasanuddin.
Di negara-negara maju, lanjut dia, sudah tidak memberlakukan ujian seperti UN. Di Jepang, misalnya, para murid dibebaskan untuk berkreasi, sedangkan tugas guru hanyalah mengarahkan keinginan murid. "Tapi di Indonesia guru juga stres karena harus mempersiapkan UN, murid lebih parah lagi mereka ketakutan. Itu tidak boleh berlanjut," katanya.
Selain itu, UN dinilai juga sarat dengan korupsi. Buktinya, pelaksanaan UN tingkat SMA diwarnai kegagalan pelaksanaan di beberapa provinsi.
Dalam aksinya, selain menggelar orasi bergantian, massa juga membawa aneka poster di antaranya bertuliskan 'Turunkan M Nuh dari Menteri Pendidikan', 'Pendidikan harus gratis', 'Surabaya harus tolak UN'.
Perwakilan pengunjuk rasa ditemui oleh Kepala Bakesbanglinmas Pemkot Surabaya Soemarno. "Aspirasi ini selanjutnya akan kami sampaikan ke Jakarta," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar