''Kami memiliki alasan untuk meyakini, berdasarkan bukti yang ditemukan di lokasi ledakan, senjata peledak yang belum diledakkan dan senjata lainnya yang mereka miliki, mereka berencana menyerang lagi," kata Komisioner Ed Davis.
Ditambah lagi, dua bersaudara itu membawa bom rakitan dan granat. Suatu saat, keduanya dapat melemparkan bom ke polisi saat mereka terdesak.
Selain itu, Davis mengaku menemukan lebih 250 butir amunisi ditemukan di lokasi penggerebekan yang berkaitan dengan ledakan dua bom di ajang Boston Marathon pada 14 April 2013 waktu setempat. Polisi menemukan lokasi itu penuh dengan perangkat ledakan rakitan yang belum meledak. Perangkat ledak rakitan lainnya ditemukan di sebuah mobil yang dibajak kedua bersaudara tersebut. Kini, petugas menelusuri asal senjata. Davis menilai temuan itu sebagai bagian penting penyelidikan.
Hingga kini, aparat menunggu waktu menginterogasi Dzhokhar Tsarnaev yang berada dalam kondisi luka serius di rumah sakit. Sementara kakaknya, Tamerlan, tewas dalam sebuah aksi baku tembak dengan polisi beberapa hari setelah ledakan di Boston.
Dzhokhar Tsarnaev lolos saat baku tembak dengan polisi, tetapi kemudian dia ditangkap dalam keadaan luka serius dan bersembunyi di sebuah perahu di pinggir kota.
Saat ini dia dijaga dengan penjagaan bersenjata lengkap di Rumah Sakit Beth Israel Deaconess Memorial, dimana banyaka korban ledakan bom juga dirawat, dia dalam kondisi dibius berat dan bernafas melalui selang dari tenggorokan.
Dua bom meledak di tengah-tengah keramaian di garis finisi Boston Marathon. Ledakan menewaskan tiga orang dan melukai ratusan lainnya.
Polisi mnemukan bom berasal dari sebuah panci presto yang ditempatkan dalam tas punggung. Di dalam panci, beberapa pecahan besi dan gotri ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar