Ini merupakan salah satu kebiasaan belanja anggaran paling aneh yang dilakukan pemerintahan Obama. Tahun ini, mereka menghabiskan setidaknya US$890.000 untuk biaya layanan rekening bank yang kosong. Data terakhir menunjukkan, negara adidaya tersebut memiliki 13.712 rekening bank dengan saldo nol.
Jadi, meskipun pemotongan anggaran telah dimulai dan membuat sebagian besar masyarakat AS frustrasi, pemerintah tetap diharuskan membayar US$65 per tahun untuk pengelolaan rekening tersebut.
Di tengah penghematan yang dilakukan, rekening kosong itu menjadi pengingat mengapa upaya penghematan berat dilakukan, yakni kebiasaan belanja yang boros serta mahalnya dana yang harus dikeluarkan untuk mengelola rekening bersaldo nol tersebut. Tahun lalu, pemerintah Obama gagal menutup rekening dengan saldo nol itu.
Thomas A Schatz dari Kelompok Pengawas Warga Melawan Pemborosan Pemerintah AS mengatakan hingga kini pemerintah belum menunjukkan kepedulian yang dikeluarkan secara cuma-cuma tersebut. Padahal, uang tersebut merupakan uang dari pembayar pajak.
"Itu karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap detail. Dan sangat jelas fakta tidak ada yang akan dihukum karena uang yang dikeluarkan untuk membiarkan rekening tetap terbuka," kata Schatz seperti dilansir dari The Washington Post.
Hal tersebut menggugah dua senator AS, yakni Tom Coburndan Thomas R Carper untuk mendorong pemerintahan Obama untuk mempercepat proses penutupan rekening. Di sisi lain, pejabat negara menegaskan tahun ini pemerintah akan melakukan upaya besar-besaran untuk melakukan hal tersebut.
Danny Werfel, pejabat Office Management and Budget mengatakan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga terkait. "Lembaga-lembaga tersebut sudah membuat kemajuan signifikan, dengan 50% penutupan rekening sejak akhir tahun fiskal 2011," ujarnya.
Awalnya, rekening kosong ini berjumlah 28.000.
Bagaimana ribuan rekening kosong itu ada, jelas Werfel, merupakan hasil dari pembagian hibah oleh lembaga-lembaga di AS. Ketika hibah diberikan, secara otomatis membuka rekening yang dikelola oleh pemerintah. Lembaga yang membuka rekening tersebut dikenai biaya bulanan kepada pemerintah yang kemudian digunakan untuk menutupi biaya operasi rekening tersebut.
Ketika saldo di rekening tersebut habis, seharusnya rekening tersebut bisa ditutup. Namun ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Lembaga pemberi hibah harus mengaudit rekening tersebut terlebih dahulu untuk memastikan uang tersebut dihabiskan secara layak. Hal tersebut umumnya memakan waktu 180 hari.
Sayangnya, jika audit memakan waktu lebih lama dari itu, tidak ada konsekuensi formal. Apalagi di beberapa hibah yang melibatkan proyek bangunan yang kompleks bisa memerlukan proses audit yang luar biasa panjang. "Hibah konstruksi, sebagai contoh, memerlukan waktu tambahan untuk konsolidasi dari beberapa pihak untuk memenuhi persyaratan pelaporan," jelas Werfe.
Saat ini, sekitar 7% dari 202.000 rekening hibah yang dimiliki pemerintah adalah tanpa uang. Untuk mengelola rekening hibah, baik rekening dengan atau tanpa saldo, diperlukan biaya layanan sekitar U$5,42 per rekening per bulan. Government Accountability Office mencatat, tahun lalu pemerintah AS mengeluarkan $2,1 juta untuk ini.
Musim panas lalu, pemerintah Obama berusaha untuk memberesi gangguan ini dengan memfokuskan pada penutupan hibah yang sudah habis masa waktunya atau tidak memiliki dana tersisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar