tendangNews-Melambungnya harga bawang tentu banyak berimbas pada sektor kuliner
di Indonesia. Betapa tidak, peran bawang merah dan putih memang tidak
bisa digantikan dalam menyajikan santapan khas Nusantara.
Seperti yang dikemukakan Dr Ir Wahyu Supartono, ahli teknologi pangan
dari Universitas Gadjah Mada, "Sulit bila menggantikan bawang sebagai
bumbu. Bisa saja sebenarnya disiasati, tapi rasanya pasti berbeda."
Menurutnya, mengganti peran bawang sebagai bumbu masakan sama saja
dengan mengubah pola pikir. "Ini sama seperti halnya mengubah kebiasaan
orang Indonesia makan nasi," katanya saat peluncuran kembali Kecap Manis
ABC Mantaap di Graha CIMB Niaga, Rabu (20/3).
"Mengurangi bawang merah dan putih dengan menambah bawang Bombay mungkin
bisa, tapi tidak bila dihilangkan sama sekali," katanya.
Dr Wahyu juga menyarankan adanya produk artifisial bawang dengan
mencari bahan dengan proporsi mirip bawang, tapi risikonya tentu rasa
tidak akan natural.
Hal serupa juga diutarakan Chef Degan Septoadji. "Susah! Memang rasa dan
aroma itu mulanya dari bawang, selain itu, bukaah masakan indonesia,
ucapnya.
"Bawang merah dan putih adalah dasar masakan Indonesia. Sulit untuk
keluar dari itu. Bawang bombay bisa digunakan tapi itu bukan selera
Nusantara, melainkan Barat," katanya seraya mengakui tingginya harga
bawang turut berimbas pada restorannya yang menyajikan masakan khas
Indonesia yakni Kafe Degan yang berlokasi di Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar