Seorang seniman Prancis Dr Catherine Basset menggali kebudayaan
komunitas lereng Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, untuk
disebarluaskan ke negaranya dan memperkaya materi kuliah yang diampunya
di Institut National des Langues et Civilisations Orientales (Inalco).
"Banyak kegiatan kesenian dan kebudayaan di Merapi yang menyatu dalam
kehidupan masyarakat, menarik untuk dipelajari dan disebarluaskan kepada
masyarakat luas," katanya ketika ditemui di Sanggar Bangun Budaya Desa
Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (4/2).
Selama sekitar 1,5 bulan ia akan tinggal di desa itu dengan menginap di
Sanggar Bangun Budaya Desa Sumber yang dikelola seniman muda kawasan
lereng barat Gunung Merapi, Untung Pribadi.
Ia mengaku mendapat informasi awal tentang berbagai kegiatan budaya
kawasan barat Gunung Merapi dari internet. Selain itu, beberapa waktu
lalu ia menyempatkan diri menyaksikan agenda budaya khusus untuk
anak-anak bertajuk 'Tlatah Bocah' yang dipelopori seorang pegiat sosial
budaya dari kota Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Gunawan
Julianto, yang antara lain berlangsung di desa setempat.
Catherine atau dikenal dengan panggilan Kati, selain bergelar doktor
etnomusikologi lulusan Universitas Paris Prancis, juga pengajar tidak
tetap di Inalco, terutama untuk mata kuliah seni, kosmologi, dan ritus
Asia Tenggara, serta budaya Jawa.
Kati juga menjadi anggota lepas Centre National de la Recherche
Scientifique (CNRS) Prancis, untuk tim besar Asia Tenggara dan tim kecil
tentang etnopuisi.
"Antara ritus desa dengan kesenian, kegiatan muda-mudi, dan kesuburan
alam masih tetap dijaga oleh komunitas di sini sebagai 'badan
kolektif'," katanya.
Ia menyatakan ketertarikan untuk mendalami pengetahuan tentang kehidupan
komunitas, pengelolaan kesenian tradisional, dan adat istiadat yang
masih dijalani masyarakat desa di kawasan Gunung Merapi.
"Letusan Merapi 2010 memang sempat membuat warga mengungsi, akan tetapi
peristiwa itu tidak membuat warga menjadi individualis. Mereka ingin
kembali ke kampungnya untuk menjalani kehidupan berkomunitasnya,"
katanya.
Pengelola Sanggar Bangun Budaya Desa Sumber Untung Pribadi mengatakan,
Kati akan mengikuti berbagai kegiatan keseharian masyarakat setempat
baik dalam berolah kesenian maupun menjalani tradisi budaya.
"Barang kali apa yang diperolehnya selama di sini bisa memperkaya dia
untuk menciptakan karya seni di negara asalnya atau pun untuk berbagi
antarakebudayaan dengan masyarakat di negara asalnya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar