Jumat, 25 Januari 2013

Cegah Banjir Lagi, BPPT segera Mandulkan Awan

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap melakukan rekayasa untuk mengurangi hujan di wilayah DKI Jakarta guna menghindari banjir.

Kepala UPT HUjan Buatan BPPT F Heru Widodo kepada Media Indonesia menjelaskan, para kru sudah siap melaksanakan modifikasi curah hujan. "Kami akan melakukan modifikasi pada 26 Januari menggunakan pesawat Hercules dengan posko sementara di Halim Perdanakusumah. Sebab saat ini beberapa pesawat Cassa dari TNI AU dan AL belum siap. Kalau sudah siap semua, posko hujan buatan ini akan dilakukan di Pondok Cabe, Tangerang Selatan," kata Heru.

Ia menjelaskan dari prediksi pergerakan awan, pada 26-28 Januari mendatang akan terjadi hujan tetapi intensitasnya tidak sebesar hujan yang terjadi pada 17-19 Januari lalu. "Ada jedanya. Nah untuk mencegah hujan besar ini, kami sudah bersiap-siap untuk melakukan modifikasi hujan selama dua bulan," imbuhnya.

Ia kemudian menjelaskan metode modifikasi untuk mencegah terjadinya hujan besar di daratan DKI Jakarta dan sekitarnya. Menurutnya, jenis awan Cumulus yang berbentuk seperti bunga kol merupakan awan yang berpotensi hujan. Metode yang dipakai BPPT adalah metode kompetisi. Para perekayasa akan mencari calon-calon awan di sekitar barat daya, barat laut, dan sebelah barat Pulau Jawa, atau di wilayah Selat Sunda dan Anyer.

Mereka akan menyemai bahan ke dalam awan. Bahan yang berbagai aneka garam dengan ukuran 2-5 mikron ini ditanam di awan dengan bantuan pesawat terbang. Selain memakai pesawat terbang, juga bisa menggunakan sistem statis melalui wahana Ground Base Generator (GBG). Menurut Heru, akan ada lima GBG yang ditempatkan di sekitar Gunung Gede dan 25 titik di wilayah DKI Jakarta. Penggunaan GBG ini untuk memodifikasi awan agar terpecah. Ditambah dengan lima pos meteorologi yang melaporkan kondisi cuaca terkini.

Metode lainnya yang dilakukan BPPT berupa metode penyemaian awan dengan teknologi flare perak iodida yang berbentuk tabung. Mirip roket, tabung yang dipasang di sayap pesawat siap ditembakkan ke awan.

Dengan terpecahnya awan-awan Cumulus, seluruh awan akan berkompetisi. Semakin banyak kompetisi, akan banyak awan yang menjadi impoten atau mandul karena tidak bisa menghasilkan air sama sekali. Awan-awan yang akan berpotensi jadi hujan terus diawasi hingga pergerakan di ketinggian sekitar 9.000-10.000 kaki. "Dari ketinggian itu, sudah bisa hujan, dengan intensitas lebih rendah karena sudah dipecah," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar