Seorang pria terlihat menjinjing tas mewah berlogo merk Lois Vuitton,
Hermes, Gucci, Prada dan merk mewah lainnya keluar dari mal di Hongkong.
Dari salah satu mal mewah di Macau terlihat seorang asisten membuntuti
pria bersetelan celana panjang warna pink salmon dan kemeja warna putih
dengan menenteng barang barang dari merk terkenal Hermes dan Kenzo.
Adalah Da Fei, asisten pribadi seorang pengusaha real estate dari
Mongolia yang menyempatkan pergi ke pusat perbelanjaan dan pusat judi
Macau untuk membeli barang mewah tersebut. "Dia suka membeli segalanya,
terutama Hermes dan Gucci," kata Da Fei ketika ditemui mengekor bosnya
melihat-lihat di dalam toko Kenzo, baru-baru ini.
Di lain tempat tak jauh dari situ, empat laki-laki berkerumun di sekitar
meja kaca melihat-lihat dompet kulit, sementara tujuh orang lainnya
melihat lihat barang barang mewah di toko Gucci, seperti tas bahu
seharga 6.000 pataca atau US$ 750. Hanya dua wanita berada di toko pada
saat yang sama, sementara pelanggan lain antri di luar, menunggu penjaga
keamanan untuk membiarkan mereka masuk.
Pemandangan tersebut merupakan pemandangan yang biasa terlihat di dua
kawasan tersebut. Pasalnya, Hongkong dan Macau merupakan tujuan utama
bagi pebelanja barang mewah dari China daratan. Yang mengherankan, dari
pebelanja barang mewah di China didominasi oleh pria metroseksual.
Penelitian dari CSLA menyebutkan pebelanja pria berkontribusi 55% dari
pasar barang mewah di China, melebihi rata-rata internasional yang hanya
40%. Berdasarkan penelitian, hal tersebut disebabkan pebisnis China
acap kali membeli hadiah mewah untuk menjilat pejabat pemerintah atau
rekan yang potensial dalam bisnis mereka.
Penelitian tersebut diperkuat dengan data dari perusahaan konsultan,
Bain & Co. Menurut perusahaan tersebut, pebelanja China merupakan
seperempat dari pangsa pasar pembeli barang mewah di China. Jumlah
tersebut melebihi pebelanja barang mewah di Amerika dan menjadikan
mereka sebagai pemboros barang mewah top dunia.
Hal ini membuktikan meski sempat mengalami perlambatan ekonomi pada
pertengahan tahun lalu, perekonomian China terus bergerak seiring dengan
pasar konsumsi domestik yang terus bergulir.
Akan tetapi berbeda dengan pebelanja wanita yang cenderung impulsif,
berdasar penelitian CSLA pebelanja pria cenderung lebih hati-hati dalam
berbelanja. "Pria tidak rentan terhadap belanja impulsif, mereka
cenderung menunggu sampai perekonomian cukup pasti," kata Mariana Kou,
konsumen dan game analis dari Hongkong.
Budaya memberi hadiah dan pria yang gemar belanja ini membawa berkah
bagi perusahaan yang menjual pakaian dan aksesori mewah seperti Burberry
Group Plc. Meski sempat mengalami pelemahan pada bulan Juli 2012,
penjualan produk Burberry kembali menguat pada bulan September. Pekan
lalu penjualan produk Burbery di Asia Pasifik naik 15% dalam tiga bulan
hingga Desember, dipimpin oleh China dan Hong Kong, sementara penjualan
di Eropa stagnan dan Amerika hanya naik 2%.
Dari keseluruhan penjualan, pakaian pria lebih laris dibanding produk
untuk wanita. Peningkatan penjualan pakaian pria mencapai lebih dari 50%
dan aksesoris pria seperti tas naik hampir 40%. "Kami tetap sangat
yakin tentang prospek pertumbuhan untuk pasar China pada umumnya. Kami
didoring oleh rebound yang kami lihat dalam kuartal ini," kata Chief
Financial Officer Burberry, Stacey Cartwright usai pengumuman data akhir
tahun.
Pasar barang mewah di China diperkirakan akan terus menanjak naik pada
kuartal I 2013 seiring dengan perayaan Tahun Baru Imlek pada bulan
Febuari dan kongres nasional Partai Komunis pada bulan Maret.
Diperkirakan pada bulan-bulan tersebut hadiah barang mewah akan semakin
banyak diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar