Jumat, 11 Januari 2013

PBB Prihatin atas Bentrok Militer Mali kontra Kelompok Militan

Perserikatan Bangsa-Bangsa hari Kamis (10/1) waktu setempat mengungkapkan kekhawatiran atas bentrokan antara militer Mali dan militan garis keras namun terus melakukan upaya untuk mencari penyelesaian politik atas krisis di negara tersebut.

"Kami cemas atas laporan pergerakan militer kelompok-kelompok pemberontak di sepanjang garis depan di Mali utara dan ketegangan yang diakibatkannya," kata juru bicara PBB Martin Nesirky.

Ia menambahkan, PBB mendesak pemberontak mematuhi kesepakatan penghentian permusuhan yang dicapai pada 4 Desember dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak mereka menjauh dari militan "teroris".
      
Militer Mali dan kelompok garis keras bentrok pekan ini di  perbatasan tak resmi antara kedua pihak, yang menimbulkan keraguan baru mengenai upaya mencari penyelesaian ternegosiasi.

Perundingan yang semula dijadwalkan berlangsung Kamis antara pemerintah Mali dan dua kelompok bersenjata -- Ansar Dine dan Gerakan Pembebasan Nasional Azawad (MNLA) -- dibatalkan untuk memberi semua pihak lebih banyak waktu dalam melakukan persiapan. Pembicaraan itu rencananya akan digelar pada 21 Januari.
      
"PBB mendukung upaya penengahan oleh Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat dan kami mengharapkan pembukaan kembali perundingan yang kini dijadwalkan pada 21 Januari," kata Nesirky.
      
Mali, yang pernah menjadi salah satu negara demokrasi yang stabil di Afrika, mengalami ketidakpastian setelah kudeta militer pada Maret menggulingkan pemerintah Presiden Amadou Toumani Toure.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar