DARI foto yang diambil oleh awak kapal Stasiun Luar Angkasa
Internasional, pada Sabtu (5/1) lalu, terlihat adanya penampakan langit
yang tak biasa. Yakni panorama alam dari awan noctilucent yang juga dikenal sebagai awan mesospheric polar.
Awan yang juga akrab sebagai night-shining clouds ini terlihat saat astronaut melintasi tepat di French Polynesia, Lautan Pasifik Selatan.
Seperti yang disebutkan oleh NASA Earth Observatory, awan tersebut hanya
dapat dilihat dari pesawat udara dalam penerbangan, stasiun ruang
angkasa atau kadang-kadang terlihat dari daratan saat senja hari, dan
terlihat bersinar di malam hari karena matahari menerangi
kristal-kristal es dari bawah cakrawala.
Awan noctilucent terbentuk antara 47 sampai 53 mil, atau
sekitar 76 hingga 85 kilometer di atas permukaan bumi ketika ada uap air
yang cukup pada ketinggian, yang akan membeku menjadi kristal es.
Pada ketinggian ini, suhu bisa turun di bawah minus 200 derajat
Fahrenheit (minus 130 derajat Celsius). Setiap air yang hadir di
atmosfer kemudian membeku menjadi kristal es, dan membias di atmosfer.
Awan tertinggi di atmosfer bumi, yang terletak di mesosfer biasanya
terlalu redup untuk dilihat, dan hanya terlihat ketika diterangi oleh
sinar matahari dari bawah cakrawala sedangkan lapisan bawah atmosfer
berada dalam bayangan bumi.
Awan noctilucent adalah awan yang sangat tinggi secara atmosfer
yang membiaskan cahaya pada senja ketika matahari telah tenggelam,
mengiluminasi atau menyinari langit dengan sumber cahaya yang tak
tampak.
Fenomena ini muncul sangat singkat sebelum matahari benar-benar
tenggelam dan setelah matahari terbit. Banyak ilmuwan mengungkapkan
bahwa fenomena ini menandakan adanya pemanasan global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar