Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo, memaparkan
hasil rapat Federasi SEA Games (SEAGF) yang berlangsung di Naypyidaw,
Myanmar, beberapa hari lalu. Salah satunya, penjelasan tentang keputusan
SEAGF meloloskan cabang olahraga bulu tangkis.
"Sejak tahun lalu, bulu tangkis telah mendapatkan warning dari Komite
Olimpiade Internasional (IOC), dan terus dievaluasi hingga sekarang,"
jelas Rita, menyatakan pemaparan yang disampaikan dewan IOC kepada
media, dalam jumpa pers Kamis (31/1) sore, di Kantor KOI, Jakarta.
"Dunia sedang mengevaluasi," tambahnya.
Olahraga bulu tangkis memang sempat terancam tidak dipertandingkan di
Olimpiade 2016 mendatang. Hal ini terkait dengan kurangnya sponsor dan
kekuatan bulu tangkis yang tidak merata di antara negara peserta
Olimpiade.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut Rita, rapat SEAGF memutuskan
untuk mempertahankan olahraga tepok bulu angsa itu dalam 33 daftar
pertandingan di SEA Games mendatang.
"Kita punya atlet yang menduduki peringkat dunia. Kalau sampai IOC
melihat di tingkat regional saja bulu tangkis tidak dipertandingkan,
lebih baik dicoret saja di Olimpiade," ucap Rita.
Kekuatan negara-negara Asia Tenggara, dan Asia pada umumnya di bulu
tangkis, juga menjadi alasan anggota dewan mempertahankan bulu tangkis.
"Mudah-mudahan dengan begitu kita bisa membuat bulu tangkis tidak
dicoret dari olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade 2016," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Rita juga menjelaskan bagaimana proses lobi
yang dilakukan bagi cabang olahraga lain. Tenis dan senam, misalnya,
tidak bisa mengantongi tiket di SEA Games mendatang karena memiliki
sedikit peminat.
"Tenis hanya didukung oleh Indonesia dan Thailand. Senam oleh Vietnam
dan Indonesia. Setelah lobi panjang, tuan rumah tetap tidak menerima
senam dan tenis," jelas Rita.
Hal berbeda dialami oleh cabang olahraga tradisional, tarung derajat.
Setelah menjalani sejumlah persiapan karena telah menjalani serangkaian
lobi, mulai dari pertunjukan eksibisi di SEA Games 2011, hingga
kunjungan ke-7 negara, tarung derajat harus menerima berita dicoret dari
SEA Games Myanmar nanti.
Selain karena hanya didukung oleh tuan rumah Myanmar, Rita menjelaskan,
negara Thailand, Singapura, dan Malaysia juga bersikeras tidak ingin
memasukkan tarung derajat. "Hanya tuan rumah yang siap. Yang lainnya
tidak mau tarung derajat dipertandingkan," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar