Selasa, 15 Januari 2013

Live Review: rumahsakit

Merupakan hal langka melihat dua personel Bangkutaman bercengkerama dengan keyboardist Nidji, menyaksikan vokalis The Upstairs/Morfem dan vokalis Naif saling mengejek dengan meneriakkan judul lagu band satu sama lain atau bahkan mendengar vokalis Ballads of the Cliche membicarakan daya tarik seksualnya dari atas panggung, di tengah set mereka yang terdiri dari lagu-lagu band Inggris dekade '90-an.

Semua itu terjadi pada satu malam dalam waktu yang berjarak tidak jauh, tepatnya pada Rabu (12/12) malam lalu di Eclectic Bar and Resto, Cilandak Town Square, Jakarta.

Segala kejadian yang ditulis pada paragraf pertama hanya terjadi di dalam bar sekaligus restoran tersebut, namun ada pemandangan yang unik untuk Cilandak Town Square secara umum. Kacamata berbingkai tebal, kaos band dengan baju penghangat sebagai pelapis hingga rambut berponi tersebar di sana. Singkatnya, anak-anak 'indies' (istilah yang tenar di Indonesia pada dekade '90-an untuk menyebut para penggemar musik independen, khususnya yang berasal dari Inggris) sedang menjajah Cilandak Town Square.

Pemicu terjadinya hal-hal tersebut datang dari sebuah grup musik bernama rumahsakit. Diselenggarakan oleh Satria Ramadhan Management, malam itu mereka merayakan peluncuran album terbaru mereka yang bertajuk 1+2. Sebanyak 300 lembar tiket habis diburu, belum lagi 100 tamu undangan yang juga hadir demi menjadi saksi kembalinya unit pop independen legendaris asal Jakarta tersebut.

rumahsakit terakhir tampil untuk umum pada Februari 2010 silam di hadapan dua ribu penonton dalam rangka pentas musik "Friends to Friends" di area luar GOR Bulungan, Jakarta. Perhelatan yang diramaikan oleh lebih dari 20 band tersebut dilaksanakan guna merayakan ulang tahun sepasang pria kembar, Andi dan Anda, yang memiliki toko musik Twins di bilangan Blok M.

Album 1+2 sendiri diisi oleh sejumlah lagu dari album pertama, rumahsakit, dan kedua, Nol Derajat, yang direkam ulang. Namun selain itu ada pula empat lagu baru yang belum pernah mereka rilis sebelumnya, salah satunya berjudul “Bernyanyi Menunggu” sebagai single.

Tampil setelah dua band pembuka L’Alphalpha dan Ballads of the Cliche, rumahsakit mengawali dengan “Hilang” dan “Kuning”, dua lagu pertama pada 1+2. Langkah yang sangat tepat jika melihat respon penonton yang langsung menyambut dengan ombak koor massal yang menenggelamkan suara vokalis Andri “Lemes” Ashari.

Di antara kedua lagu tersebut, Andri sempat mengungkapkan rasa rindunya terhadap para penggemar rumahsakit. Ia berkata: “Kami rindu kalian. Judulnya saja launching rumahsakit, padahal ini reuni kumpul-kumpul kita bersama.”

Andri juga sempat mengungkapkan sebuah rencana baik pasca dibawakannya “Anomali” dengan versi baru yang dipenuhi bebunyian synthesizer, yaitu rencana untuk merilis lagu tersebut dalam format piringan hitam tujuh inci pada Februari 2013.

“Mati Suri” dan “Sakit Sendiri” kemudian dibawakan disusul sebuah lagu berjudul “Sirna” yang terdengar seperti The Charlatans membawakan ulang “Come Together” milik Primal Scream.

Single teranyar mereka, “Bernyanyi Menunggu”, menjadi suguhan berikutnya. Sudah banyak penonton yang turut bernyanyi saat lagu itu dibawakan, berkat sifat dermawan para personel rumahsakit untuk membagikan lagu tersebut secara gratis dan juga perkembangan teknologi yang memudahkan orang-orang untuk mendapatkannya via sistem unduh bebas.

Lagu rumahsakit yang dikenal paling banyak orang, “Pop Kinetik”, menjadi suguhan penutup. Seperti telah diprediksi, koor massal memuncak pada momen lagu tersebut dibawakan. Namun yang paling spektakuler adalah saat Andri melaksanakan crowd surfing sebanyak dua kali. Raut wajahnya begitu bahagia, ia menjadi imam pada nostalgia berjamaah malam itu.

Suaranya kerap kali terdengar fals, namun itu bukan masalah, bukan Andri Lemes namanya kalau tidak bernyanyi seenaknya saat live. Terlepas dari kemampuan bernyanyinya yang memang pas-pasan, ada semangat non-conformist yang ia lontarkan dari vokalnya. Mengutip perkataan seorang penonton yang juga bekerja di sebuah media gaya hidup, “Dia sudah fals dari album pertama.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar